Short Story - Ahmad Nuzul Lindu Aji
“Aduh……”
Pagi itu gue lagi tidur pules-pulesnya. Maklum,
efek semalem nonton piala dunia. Nah lagi asik-asik melanglang buana di alam
mimpi, sayup-sayup kedengeran suara pengumuman orang meninggal dari masjid.
Tapi kok lama banget ya pengumumannya, karena resah ada yang janggal, gue jadi
kebangun buat dengerin pengumumannya. Usut punya usut, pengumuman itu ternyata
panggilan buat kerja bakti. Oh iya kan hari ini hari minggu, dan gue baru inget
kalo ditugasin buat jadi panitia bagian publikasi dan dokumentasi. Dengan mata
masih merem melek, langsung aja gue ambil kamera Go Pro Hero 4 yang ada di meja
kamar gue, dan langsung jalan ke masjid buat dokumentasiin pembangunan yang ada
di sana.
Pas sampai di masjid, langsung aja gue ke rooftop di atas lantai 2 yang rencananya
mau dibangun ruangan serbaguna. Tanpa berpikir panjang, langsung aja gue
nyalain kamera GoPro Hero 4 gue dan mulai merekam semuanya. Puluhan keping kayu
lapis, gulungan kawat, dan serpihan-serpihan bangunan berserakan di lantai rooftop. Ditambah lagi kondisi yang
basah karena habis hujan besar. Di sana ada beberapa pekerja yang tergabung
dari para remaja anggota karang taruna dan orang tua yang bersama-sama
menaklukkan bahan bangunan dan membentuknya agar menjadi pondasi bangunan.
Sedang asik-asiknya merekam, sambil keliling kesana
kemari, tiba-tiba terdengar teguran seorang bapak tua ke gue “awas licin
a”, bener aja, ternyata gue hampir menginjak sebuah ekosistem lumut yang
tertutupi oleh adukan semen. Huft, untung aja diingetin, gue jadi sempet buat
menghindari perangkap alam tersebut. Dengan percaya diri, gue loncatin aja tuh
lumut. Sialnya, di tempat gue mendarat ada genangan air, dan sialnya gaya gesek
sendal gue yang mulai aus ngga bisa menahan dan dengan terpaksa membuat gue
tergelincir. Sontak terdengar sebuah teriakan “Aduhhh…” (dari orang yang gue ga
tau siapa) dan gue langsung mencari pegangan buat bertumpu, tanpa memedulikan
apa-apa lagi yang penting gue selamat. “Loh, kok fishy” batin gue.
Secepat kilat, gue menyadari kalo kamera GoPro gue udah ga di tangan. Reflek,
langsung gue liat ke bawah. Bener aja, kamera itu jatuh dari rooftop lantai 2, terbentur beton
bangunan dan berakhir di gorong-gorong yang sedang dibersihkan. Untungnya, ada
temen gue dibawah yang juga sedang membersihkan gorong-gorong itu. Dia langsung
berusaha mengambil kameranya dan memanggil gue turun.
Tanpa berpikir panjang, gue langsung mendatangi dan
mengambil kamera dari temen gue, kemudian gue mencucinya di tangki yang airnya
digunakan buat campuran semen. Dengan pesimis, gue mikir pasti kamera gue rusak
dan mati. Tapi alangkah kagetnya, ternyata kameranya nyala dong, dan masih
merekam. Sambil ketawa gue lihat rekaman spektakuler ketika kameranya jatuh
itu. Luar biasa, emang GoPro Hero 4 adalah kamera paling keren di dunia. Selain
fitur “tahan banting” yang ga ada lawan, teknologi canggihnya juga sangat
mumpuni buat merekam video yang smooth dan estetik. Walaupun sudah
keluar seri-seri baru dari GoPro yang harganya selangit, jangan khawatir,
kalian masih dapat membeli GoPro Hero 4 ini di saya! Kualitas dijamin masih
oke, banyak bonusnya, dan harganya dijamin murah!
Komentar
Posting Komentar