Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Short Story - Afifa Adiningtyas

Minyak Kelapa Ibu Aku tumbuh di keluarga yang bisa dibilang keluarga harmonis, dan ibu yang sangat menyayangiku dengan kecerewetannya. Tak masalah dengan itu, dia orang yang paling aku sayang juga di dunia. Dia selalu memperhatikanku dari kepala sampai ujung kaki, bahkan mungkin dia tahu berapa helai rambut di kepalaku ahahaha. Selalu memperhatikan apapun yang terlihat padaku, terutama pada rambutku yang panjang. Sekarang aku sudah besar, tinggal di kota besar berpisah dengan orang tuaku untuk menuntut ilmu tentunya. Tinggal di kota orang sendirian tentunya bukan hal yang mudah bagiku. Karena terbiasa dengan cerewetnya ibu, tanpa itu keseharianku bisa dibilang agak kacau. Aku sangat ceroboh dan pelupa. Sampai suatu hari kecerobohan itu muncul lagi. Waktu itu aku lagi mengerjakan tugas kuliah seperti biasa. Karena artikel yang kubaca, aku percaya bahwa mengunyah permen karet dapat meningkatkan konsentrasi saat belajar. Saat itupun aku mengerjakan tugasku yang membosank...

Short Story - Ahmad Nuzul Lindu Aji

“Aduh……” Pagi itu gue lagi tidur pules-pulesnya. Maklum, efek semalem nonton piala dunia. Nah lagi asik-asik melanglang buana di alam mimpi, sayup-sayup kedengeran suara pengumuman orang meninggal dari masjid. Tapi kok lama banget ya pengumumannya, karena resah ada yang janggal, gue jadi kebangun buat dengerin pengumumannya. Usut punya usut, pengumuman itu ternyata panggilan buat kerja bakti. Oh iya kan hari ini hari minggu, dan gue baru inget kalo ditugasin buat jadi panitia bagian publikasi dan dokumentasi. Dengan mata masih merem melek, langsung aja gue ambil kamera Go Pro Hero 4 yang ada di meja kamar gue, dan langsung jalan ke masjid buat dokumentasiin pembangunan yang ada di sana. Pas sampai di masjid, langsung aja gue ke rooftop di atas lantai 2 yang rencananya mau dibangun ruangan serbaguna. Tanpa berpikir panjang, langsung aja gue nyalain kamera GoPro Hero 4 gue dan mulai merekam semuanya. Puluhan keping kayu lapis, gulungan kawat, dan serpihan-serpihan ban...

Short Story - Hafizh Nur Athaya

MENSIASATI BORINGNYA PULANG KAMPUNG Waktu itu gue lagi pergi ke kampung nenek gue. Jauh banget, ngelewatin banyak tempat lagi. Ah pokonya jauh dari peradaban. Emang sih pemandangannya bagus. Pokonya bosen banget, tapi bingung banget harus ngapain. Ya emang namanya anak yang udah kecanduan teknologi. Udah ngelewatin perkebunan, udah ngelewatin pegunungan. Tetep aja bikin bosen. Tiba nih saatnya isi bensin. Pas gue lagi isi bensin ada mobil tua juga lagi isi bensin. Hmm jadi keinget sesuatu. Emang sih mobil tua itu emang bikin orang jadi keren. Gue lanjut lagi perjalanan gue yang cukup membosankan ini. Mulai nih masuk ke daerah hutan. Sejuk banget di daerah itu. eh tiba tiba di pinggir jalan, ada mobil mogok. Yaudah gue minggirin dulu mobil buat bantu dia. Untungnya bannya Cuma kempes doang. Karena udah siang, gue memutuskan buat makan di rumah makan. Tempatnya sepi banget. Cuma ada gue sama ada couple seumuran anak SMA lah kalau diliat dari postur badannya. Tapi sumpah...

Short Story - Affan Fadilah

Piano Waktu SMA kelas 6, aku ingin sebuah piano supaya bisa memainkan sebuah lagu. Kemudian aku minta kepada orang tua untuk membelikan piano tersebut dan hasilnya dibelikan. Setelah pianonya datang aku mencoba semua lagu dan ternyata main piano itu gak segampang yang dikira, susah dan akhirnya aku belajar otodidak. Setelah belajar secara otodidak dan berhasil bermain sedikit. Aku mulai fokus belajar untuk masuk ke perkuliahan dan mulai dari situ aku udah jarang menyentuh piano. Kemudian setelah menginjak kuliah aku udah jarang menggunakan piano tersebut. Akhirnya aku ada rencana untuk menjualnya tapi sayang karena kalo dijual latihanku untuk belajar piano secara otodidak itu bakal sia-sia kalo dijual, jadi aku bingung apakah piano itu harus ku jual atau tidak. Kalo itu aku jual aku menawarkan harga 3jt dan bisa dinego, untuk spesifikasi barangnya itu masih baru semua kok dan masih lengkap. Bisa hub 088328323412 jika ingin tanya-tanya tentang pianonya atau ingin nego harganya.

Short Story - Muhammad Fariz Arymi

Pindah               Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Aku selalu ingin melanjutkan ke universitas. Salah satu universitas yang aku inginkan adalah Institut Keseninan Jakarta. Passion dalam dunia perfilm-an membuatku ingin mengambil jurusan Sinematografis. Setelah lulus SMA, tibalah saatnya untuk mendaftar ke universitas. Dilema, disaat keinginanku untuk menempuh pendidikan di Institut Kesenian Jakarta terhalang oleh keinginanku untuk tidak menetap di ibu kota, setidaknya sampai bekerja. Lalu salah seorang teman SMA ku memberi tahu jika dia akan berkuliah di Telkom University Bandung dan menyarankanku untuk berkuliah disana juga, tetapi aku masih ingin untuk berkuliah di Institut Kesenian Jakarta. Waktu mendaftar semakin dekat, Pilihan semakin sempit, disaat dilemma masih menghampiri pikiranku tanpa sadar, pendaftaran untuk Institut Kesenian Jakarta sudah tutup. Hanya tersisa satu pilihan….Telkom University. Aku dihadapkan d...

Gaya Bahasa: Quotes, Keyword dan Lirik Lagu

Gambar
SADNESS COMPETITION IS FOR SENSATION Palsu : Karena sesuatu yang palsu itu buruk Melebih-lebihkan : Hidup bukan soal melebih-lebihkan tetapi harus apa adanya Pengakuan : Hidup bukan hanya sekedar pengakuan Panjat : Apa gunanya panjat sosial jika hidup masih terasa hampa Taktik : Penuh taktik seperti ular derik Eksistensi : Apa artinya eksistensi jika dipenuhi sensasi Sensasi : Tidak perlu membuat sensasi untuk sekedar mendapatkan atensi. Masalah : Masalah itu hanya sementara, Don’t run from it but Learn from it Popularitas : Apakah popularitas dibawa mati? Secukupnya   : Bersedihlah secukupnya, masih ada penggantinya di esok hari Bohong : Apa artinya hidup penuh dengan kebohongan? Apakah orang menyukai dirimu apa adanya? Atau dirimu yang diada ada? Pahit : Kopi punya arti hitam tak berarti kotor, pahit tak berarti sedih Sandiwara : Hidup adalah tempat sandiwara, orang orang bisa menjadi siap...

Mencari Majas dalam Novel - Affan Fadilah

asindeton: mendekat, meletakkan senjata, membalik badanku yang terkulai, mengambil kunci, membuka borgol tanganku, elipsis:sekarang ada lagi tamu yang..gumam ku lenyap, perifrasis:wajah gadis itu memerah, erotesis: siapalagi yang akantumbang?, hiperbol: detak jantung mengeras setiap kali melihat tukang kaligrafik harga, dan paradoks:ternyata kau memang jauh lebih cantik saat marah, persamaan atau smile tas jatuh bagai roller coaster, metafora: tertawa renyah, personifikasi:pesawat berbadan besar, alusi: bintang tiga, epitet: semburat merah, sinekdoke:semua orang, metonimia: AK-47, antonomasia: Yang Mulia, ironi: kami tahu jadwalmu bahkan lebih sibuk dibanding presiden, Thom, dan sinisme: jangan bicara soal kode etik, integritas, dan kejujuran kepadaku, Erik. Ini masih terlalu pagi untuk ceramah.

Mencari Majas dalam Novel - Ahmad Nuzul Lindu Aji

Judul: Dead Girl Dancing Pengarang: Linda Joy Singleton Penerbit: Atria Jumlah Halaman: 347 halaman ·         Perbandingan 1.       Majas Metafora -         Nenekku memperingatkan bahwa sebelum cahayaku memudar, Penghuni Kegelapan akan terus berusaha menyedot energi ini dengan menyentuhku, seperti vampire yang haus darah . -         Berada dalam tubuh orang lain tanpa mengetahui banyak hal mengenai mereka, rasanya seperti mengemudi ke tujuan yang tak pasti dengan mata tertutup . -         Amber, tugasmu sebagai seorang Penghuni Sementara sangat penting untuk si Jiwa Asli, bagaikan mercusuar penyelamat dari semua hal buruk dan semua kesalahan di kehidupan pribadimu . -         Di luar berembun dan sebuah lampu yang sorotnya mengerikan seperti mata setan di sekeliling ...

Mencari Majas dalam Novel - Hafizh Nur Athaya

Perbandingan : ·         Antisipasi: “Sama sekali bukan karena dia anak rumahan yang lebih suka mendekam di kamar, atau karena dia benci kerumuan, bahkan bukan karena dia tidak kuat begadang-kalau sedang asyik menulis naskah novel baru, tidak jarang Raia melek sampai subuh.” ·         Metafora: “Semua yang hadir sudah terlalu intoxicated untuk menyetir dan mencari taksi jauh lebih susah daripada mencari jodoh.” ·         Perumpamaan: “dia harus menyiapkan mental dan memberikan tanggapan yang diplomatis kepada sang produser, wartawan, dan lebih parah lagi, pembaca-pembacanya yang setia,…” ·         Perumpamaan: “Dalam gelak tawa atau seruan di meja sebelah saat dia mulai kedinginan atau letih dan memilih masuk ke kedai kopi untuk menghangatkan diri.” ·         Pleonasme: “Raia bisa melihat kedua matanya...

Mencari Majas dalam Novel - Afifa Adiningtyas

Judul                 : Bintang Pengarang        : Tere-Liye Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit     : Cetakan 1(Pertama), Juni 2017 Total                  : 392 Halaman Majas hiperbola “tidak mnembuat dahiku terlipat” “cahaya lampu dari langit-langit yang menyiram lantai” “mataku segera menyibak sekeliling” “udara sekitar kami dingin menusuk tulang” “suasana tegang menyeliumuti” “tubuhku seperti meluncur jatuh” “kepalaku sekarang justru dipenuhi pertanyaan lain.” “gerimis membungkus pagi, terus turun tak berkesudahan sejak tadi malam.” “wajahku menghangat” “waktunya sempit sekali”   “aku menimbang-nimbang kalimat”   “mengusir tangisan” “tersenyum lembut”   “tepuk tangan bergemuruh” “wajah Ali memerah” “memotong kalimat Faar”   “pertempuran Meletus”   ...